Skip to main navigation menu Skip to main content Skip to site footer

Articles

Vol. 8 No. 1 (2024): Unram Law Review(ULREV)

Conceptualization of the expansion of the Authority of the Supreme Court as a Dispute Settlement Institution for Authority of State Institutions outside the Constitution

DOI
https://doi.org/10.29303/ulrev.v8i1.285
Submitted
April 12, 2023
Published
2024-04-30

Abstract

The authority to form state institutions outside the constitution, especially Non-Ministry Government Institutions (LPNK) rests with the President based on Article 4 paragraph (1) of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. The formation of these state institutions is not limited as the regulation on the number of state ministries which limits the number of ministries to 34 (thirty four). This can create the potential for overlapping authorities and authority disputes between state institutions outside the constitution so that it requires a state institution that can resolve them. Based on this, this study will examine related 1) how to reconstruct the President's authority in forming state institutions outside the constitution; and 2) how to conceptualize the extension of the authority of the Supreme Court as a dispute resolution institution for the authority of state institutions outside the constitution. This study uses a normative juridical method with a statutory approach. The results of the study indicate that the President has the authority to form state institutions outside the constitution through his authority in submitting Draft Laws, forming Government Regulations in Lieu of Laws, and forming Presidential Regulations, in which there are no restrictions. Arrangements for the formation of state institutions outside the constitution must be limited as state ministries in Article 15 of the Law on State Ministries. Then the concept of extending the authority of the Supreme Court as an institution for resolving disputes over the authority of state institutions outside the constitution can be taken from the granting of authority through attribution through Article 24A paragraph (1) of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. The position of the Supreme Court as a constitutional organ and institution of judicial power is independent from other powers so that it has the potential to become an institution for resolving disputes over the authority of state institutions outside the constitution

References

  1. Books
  2. Asshiddiqie, J. (2006). Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.
  3. Asshiddiqie, J. (2007). Hukum Tata Negara Darurat. Jakarta: PT. Rajawali Grafindo.
  4. Fachruddin, I. (2004). Pengawasan Peradilan Administrasi terhadap Tindakan Pemerintah. Bandung: Alumni.
  5. Ibrahim, J. (2005). Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif. Malang: Bayumedia.
  6. Ilmar, A. (2013). Hukum Tata Pemerintahan. Makassar: Identitas Unhas.
  7. Indroharto. (1994). Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik. Bandung: Citra Aditya Bakti.
  8. Indroharto. (2002). Usaha Memahami Peradilan Tata Usaha Negara. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
  9. Isra, S. (2010). Pergeseran Fungsi Legislasi Menguatnya Model Legislasi Parlementer dalam Sistem Presidensial Indonesia. Depok: PT. RajaGrafindo Persada.
  10. Kosasih, A., Kenedi, J., & Mahdi, I. (2017). Dinamika Hukum Administrasi Indonensia Mengenal Konstruksi Baru Hukum Administrasi Pasca Terbitnya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan. Bengkulu: Vega.
  11. Mulyosudarmo, S. (1997). Peralihan Kekuasaan: Kajian Teoritis dan Yuridis terhadap Pidato Nawaksara. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  12. Munaf, Y. (2015). Hukum Administrasi Negara. Pekanabaru: Marpoyan Tujuh Publishing.
  13. Nasution, B. J. (2008). Metode Penelian Ilmu Hukum. Bandung: Mandar Maju.
  14. Ridwan H.R. (2008). Hukum Administrasi Negara. Depok: RajaGrafindo Persada.
  15. Sadjijono. (2008). Memahami Beberapa Bab Pokok Hukum Administrasi. Yogyakarta: LaksBang Pressindo.
  16. Van Wijk, H.D., & Konijnenbelt, W. (1995). Hoofdstukken van Administratief Recht. Vuga: s’Gravenhage, hlm. 99.
  17. Articles
  18. Adhayanto, O. (2011). Eksistensi Prerogatif Presiden Pasca Amandemen UUD 1945. Jurnal FISIP UMRAH, 2(2): 163 – 164.
  19. Anom, I.G.N., Suharyanti, N.P.N & Artajaya, I.W.E. (2021). The Empowerment of Customary Villages in Bali in Preventions and Countermeasures of Narcotics Crimes Based on Local Wisdom. International Conference Mahasaraswati Denpasar University, Denpasar: Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati, hlm. 93.
  20. Antari, P. E. D. (2020). Implementasi Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat dalam Upaya Memperkuat Sistem Presidensial di Indonesia. Refleksi Hukum Jurnal Ilmu Hukum, 4(2): 234 - 235.
  21. Aritonang, D. M. (2010). Penerapan SIstem Presidensil di Indonesia pasca Amandemen UUD 1945. Mimbar Hukum, 22(2): 392.
  22. Ayu, M. R. (2009). Kedudukan Komisi Independen sebagai State Auxiliary Institutions dan Relevansinya dalam Sruktur Ketatanegaraan Indonesia. Jurnal Konstitusi, 1(1): 54.
  23. Basarah, A. (2014). Kajian Teoritis Terhadap Auxiliary State’s Organ dalam Struktur Ketatanegaraan Indonesia. Masalah-Masalah Hukum, 43(1): 2.
  24. Bustamin, & Jaya, R. (2019). Urgensi Checks and Balances Ketatanegaraan Indonesia dan Islam. Jurnal Ilmiah Syari’ah, 18(2): 222.
  25. Darusman, Y. M. (2013). Kajian Yuridis Urgensi Amandemen Kelima Undang-Undang Dasar 1945 dalam Sistem Hukum Ketatanegaraan Indonesia. ADIL Jurnal Hukum, 4(2): 246.
  26. Dewansyah, B., & Zulfikar, A. Y. (2016). Reafirmasi Sistem Pemerintahan dan Model Pertanggungjawaban Presidensial dalam Perubahan UUD 1945: Penelusuran Sebab dan Konsekuensi. PJIH, 3(2): 302.
  27. Einstein, T., Helmi, M. I., & Ramzy, A. (2020). Kedudukan Peraturan Pemerintah Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 Perspektif Ilmu Perundang-Undang. SALAM; Jurnal Sosial & Budaya Syar-i, 7(7): 598.
  28. Fartini, A. (2022). Politik Hukum: Otonomi Daerah Pasca Amandemen UUD 1945 Upaya menjaga Keseimbangan Antara Prinsip Unity dan Diversity. PLEDOI (Jurnal Hukum dan Keadilan), 1(1): 2.
  29. Gandara, M. (2020). Kewenangan Atribusi, Delegasi dan Mandat. Jurnal Khazanah Hukum, 2(3): 93-94.
  30. Hadjon, P.M. (1997). Tentang Wewenang. Yuridika, 5(6): 1
  31. Huda, N. (2001). Hak Prerogatif Presiden dalam Perspektif Hukum Tata Negara Indonesia. Jurnal Hukum, 8(18): 4.
  32. Husen, A. (2019). Eksistensi Peraturan Presiden dalam Sistem Peraturan Perundang-Undangan. Lex Scientia Law Review, 3(1): 75.
  33. Indraputra, T. G., & Bagiastra, I. N. (2014). Kedudukan Komisi Pemberantasan Korupsi Sebagai Lembaga Negara Bantu (State Auxiliary Institutions). Kertha Negara, 2(5): 3.
  34. Iswandi, K., & Prasetyoningsih, N. (2020). Kedudukan State Auxiliary organ dalam Sistem Ketatanegaraan di Indonesia. Jurnal Penegakan Hukum dan Keadilan, 1(2): 138.
  35. Iswandi, K., & Prasetyoningsih, N. (2020). Kedudukan State Auxiliary organ dalam Sistem Ketatanegaraan di Indonesia. Jurnal Penegakan Hukum dan Keadilan, 1(2): 138.
  36. Jurdi, F. (2017). Format Kekuasaan Presiden dalam UUD 1945 (Relasi Horizontal dan vertikal Kekuasaan Presiden dalam Sistem Presidensial). Amanna Gappa, 25(2): 53.
  37. Kanang, A. R. (2018). Diskursus Pembatasan Kekuasaan Presiden Dalam Sistem Presidensial Menurut UUD 1945. Al-daulah, 7(1): 163 – 164.
  38. Kristian. (2018). Politik Hukum Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Perubahan Ketiga Pasal 24 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Jurnal Morality, 4(2).
  39. Manan, B. (2000). Wewenang Provinsi, Kabupaten, dan Kota dalam Rangka Otonomi Daerah. Bandung: Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran
  40. Marzuki, M. L. (2010). Konstitusi dan Konstitusionalisme. Jurnal Konstitusi, 7(5): 5 – 6.
  41. Mirahadisaputro, M. A., Hakim, R., Miraharsari, A., Anwari, & Dahar. (2022). Analisis Yuridis Kedudukan Hukum Anak Perusahaan BUMN Terhadap Perusahaan Induk. (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 21 P/HUM/2017 dan Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor : 01/PHPU-PRES/XVII/2019) Juridical Analysis of the Legal Position of BUMN Subsidiaries Against the Parent Company. (Case Study of the Decision of the Supreme Court of the Republic of Indonesia Number: 21 P/HUM/2017 and the Decision of the Constitutional Court of the Republic of Indonesia Number: 01/PHPU-PRES/XVII/2019). Jurnal Kolaboratif Sains, 5(8): 573.
  42. Mugeni. (2015). Pergeseran Kekuasaan Presiden dan Penguatan Kekuasaan DPR Pasca Perubahan UUD NRI 1945. Refleksi Hukum, 9(2): 144.
  43. Munawir, Y. (2013). Problematik Pelaksanaan Hak Prerogatif Presiden dalam Perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia.
  44. Nugraha, H. S. (2018). Gagasan Amandemen Ulang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Renaissance, 3(1): 61 – 85.
  45. Nuh, M. S. (2011). Hakekat Keadaan Darurat Negara (State Of Emergency) sebagai Dasar Pembentukan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang. Jurnal Hukum, 18(2): 235.
  46. Nunik Nurhati et al. (2022). Kedaulatan Negara Indonesia: Makna dan Implementasi Sebelum dan Sesudah Amandemen UUD 1945. Amnesti: Jurnal Hukum, 4(1): 44 – 45.
  47. Nurohman, T. (2014). Dinamika Relasi Kelembagaan Antara Komisi Yudisial dengan Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi dalam Pengawasan Hakim. Jurnal Ilmu Politik dan Pemerintahan, 1(4): 478.
  48. Putra, A. A., & Rahmi, N. (2021). Otoritas Presiden dalam Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Tinjauan Fiqh Siyasah Dusturiyyah dan Hukum Positif). Jurnal Integrasi Ilmu Syari’ah, 2(2): 71.
  49. Rahmatullah, I. (2013). Rejuvinasi Sistem Checks and Balances dalam Sistem Ketatanegaraan di Indonesia. Jurnal Cita Hukum, 1(2): 216.
  50. Rahmawati, N. (2015). Tinjauan Fiqh Siyasah Terhadap Ketentuan “Dalam Hal Ihwal Kegentingan Memaksa sebagai Syarat Penetapan Perpu oleh Presiden. Tesis. Pascasarjana. Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, hlm. 8 – 9.
  51. Rohmat, A. M. (2016). Kedudukan dan Kewenangan Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam Era Reformasi. Jurnal Pembaharuan Hukum, 3(2): 186.
  52. Said, A. R. A. (2015). Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat-Pemerintah Daerah dalam Otonomi Seluas-Luasnya Menurut UUD 1945. Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum, 9(4): 597.
  53. Santika, I. G. N. (2019). Presidensialisme Dan Problematika Mekanisme Impeachment Presiden Dan/Atau Wakil Presiden Berdasarkan UUD 1945 Pasca Perubahan (Perspektif Pergulatan Hukum Dan Politik). Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 5(1): 24.
  54. Sulkiah. (2019). Pelaksanaan Hak Prerogatif Presiden dalam Penyusunan Kabinet Berdasarkan Pasal 17 UUD 1945 Amandemen Suatu Tinjauan Sistem Ketatanegaraan Indonesia. NURANI HUKUM: JURNAL ILMU HUKUM, 2(1): 46.
  55. Sunarto. (2018). Pelaksanaan Fungsi Pengawasan DPR (Perbandingan antara Era Orde Baru dan Era Reformasi). Intergralistik, 29(1): 85.
  56. Suparman, O. (2023). Konsep Lembaga Negara Indonesia dalam Perspektif Teori Trias Politica Berdasarkan Prinsip Checks And Balances System. AHKAM Jurnal Hukum Islam dan Humaniora, 2(1): 67.
  57. Susanto, S. N. H. (2014). Pergeseran Kekuasaan Lembaga Negara Pasca Amandemen UUD 1945. Masalah-Masalah Hukum, 43(2): 284 – 285.
  58. Susanto, S. N. H. (2020). Metode Perolehan dan Batas-Batas Wewenang Pemerintahan. Administrative Law & Governance Journal, 3(3): 431.
  59. Suta, I. M. G. D., Prabandari, I. G. A. M., & Astariyani, N. L. A. (2021). Determining State’s Financial Losses in Corruption: An Institutional Power and Constraint in Indonesia. Lentera Hukum, 8(1): 104.
  60. Tamin, B. E. D. (2018). Tinjauan Yuridis Terhadap Kedudukan Peraturan Mahkamah Agung (Perma) dalam Hierarki Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia. Lex Administratum, 4(3): 112.
  61. Tohir, M. (2018). Pertanggungjawaban Lembaga Negara dalam Pelaksanaan Good Governance secara Yuridis dan Politis menurut Hukum. Jurnal Hukum Tri Pantang, 4(1): 65.
  62. Wibawa, G.Y.S. (2020). Urgensi Pengaturan Kewenangan Desa Adat dalam menunjang Era New Normal Kepariwisataan Budaya Bali. Vyavahara Duta, 15(2): 93. https://doi.org/10.25078/vd.v15i2.1811
  63. Wiyanto, A. (2013). Pemakzulan dan Pelaksanaan Mekanisme Checks and Balances dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia. Negara Hukum, 4(1): 126.
  64. Yanuar, M. (2020). Lembaga Constitusional Importance Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Institutional Importance in the Indonesian Rigidity System). Constitutionale, 1(1): 36.
  65. Putusan
  66. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 138/PUU-VII/2009 tentang Pengujian Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
  67. Peraturan Perundang-Undangan
  68. Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
  69. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316).
  70. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Nomor 166).
  71. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398).
  72. Websites
  73. Humas Kemensetneg. (2018). Klasifikasi Lembaga Non Struktural. Setneg.go.id. https://www.setneg.go.id/view/index/klasifikasi_lembaga_non_struktural. Diakses pada 7 April 2023 pukul 22:43 WIB.
  74. Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi. (2021). Lembaga Pemerintah Pusat. Menpan.go.id. https://www.menpan.go.id/site/kelembagaan/lembaga-pemerintah-pusat#9-lembaga-non-struktural. Diakses pada 7 April pukul 20.30 WIB.